Bimbingan Praktis Umrah (Bag. 5)
Baca pembahasan sebelumnya Bimbingan Praktis Umrah (Bag. 4)
Sunnah Umroh
Sunnah umroh adalah perkara yang disunnahkan dalam umroh, yaitu : segala hal yang disyari’atkan untuk dilakukan atau diucapkan selain dari perkara rukun dan perkara yang wajib.
Banyak perkara yang disunnahkan dalam umroh, namun disini penyusun akan sampaikan sebagian saja dari perkara-perkara sunnah tersebut, baik sunnah yang terkait dengan ihram, thowaf, maupun sa’i.
Sunnah Sebelum Ihram
- Memotong kuku dan memotong bulu kemaluan.
- Mandi.
- Memakai minyak wangi di badan.
Baca Juga: Bolehkah Wanita Haid Masuk Masjid?
Sunah Setelah Ihram
- Talbiyyah dan ihlal (mengeraskan suara bagi pria)
- Mengucapkan kalimat syarat apabila seseorang khawatir mendapatkan penghalang dalam menyelesaikan umrohnya, misalnya : sakit, atau haidh.
Kalimat tersebut adalah seperti yang disebutkan dalam Hadits berikut ini :
اللَّهُمَّ مَحِلِّي حَيْثُ حَبَسْتَنِي
Allahumma mahillii haitsu habastanii
“Ya Allah, tempat tahallulku dimanapun aku terhalangi (menyelesaikan umrohku)” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].
Atau boleh juga kalimat syarat lainnya yang semakna dengan kalimat didalam Hadits tersebut.
Ucapan ketika bertalbiyyah :
ًلَبَّيْكَ عُمْرَة
Labbaika ‘Umrotan
“ِAku memenuhi panggilan-Mu untuk menunaikan ibadah umroh”,
Diantara dalil yang menunjukkan bahwa disunnahkan mengucapkan apa yang menjadi tujuan ihromnya ketika bertalbiyyah adalah Hadits riwayat Imam Muslim, dan selainnya.
Dan hakekatnya kalimat itu adalah kalimat dzikir, karena kalimat itu merupakan kalimat talbiyyah yang mengandung ungkapan menyambut dan memenuhi panggilan Allah, dan bukanlah kalimat yang mengkabarkan isi hati.
Sunnah pada Saat Thowaf
- Mencium Hajar Aswad selama memungkinkan.
- Idhthiba’ : Menampakkan pundak kanan bagi pria saja.
- Roml : Mempercepat dalam berjalan pada tiga putaran pertama, dan ini khusus bagi pria.
- Memperbanyak dzikir, doa, dan baca Alquran, namun jangan sampai mengganggu orang lain, atau menghambat orang lain dalam melakukan thowaf, karena -misalnya- sibuk melihat mushaf atau buku dzikir sehingga ia berjalan dengan lambat sampai menghambat thowaf orang lain.
- Setelah thowaf, sholat dua roka’at di belakang Maqom Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, atau di tempat lainnya di Al-Baitul Haram.
Baca Juga: Keutamaan Ibadah Haji
Sunnah pada Saat Sa’i
- Naik di bukit Shofa dan ucapan :
أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ
Abda`u bimaa bada`alloohu bihi
“Saya memulai dengan apa yang Allah mulai (penyebutannya dalam dalil)” [HR. Muslim]
- Berlari ringan antara dua lampu hijau, dan ini khusus bagi pria.
- Memperbanyak dzikir, doa dan baca Alquran.
Itulah sebagian perkara yang disunnahkan saat menunaikan ibadah umroh, barangsiapa yang meninggalkan sunnah umroh, maka ia tidak berdosa dan umrohnya sah.
Insya Allah dalam penjelasan tentang tata cara pelaksanaan umroh, akan penyusun sebutkan secara terperinci urutan-urutan pelaksanaan ibadah umroh yang mencakup rukun, wajib, maupun sunnah umroh sehingga ibadah umroh akan tergambar secara utuh.
Baca Juga:
Semoga Allah Ta’ala memudahkan hal ini, amiin.
(Bersambung, insya Allah)
Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah
Artikel asli: https://muslim.or.id/54381-bimbingan-praktis-umrah-bag-5.html